Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘alan lighman’

Judul: Mimpi Mimpi Einstein

Penulis: Alan Lightman

Saya memberi rating buku ini 8 dari 6, karena buku ini membingungkan tapi menakjubkan di saat yang bersamaan. Perasaan bingung itu hampir dipastikan terjadi sebab saya membacanya tidak dalam kondisi yang tepat, sementara ketakjuban itu hinggap tanpa bisa saya cegah sebagai sebuah reaksi normal manusia tampan manakala membaca untaian kata kata yang bisa begitu nikmat untuk diresapi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka buku ini harus dibaca dalam kondisi yang penuh dengan kedamaian, tidak usah memikirkan cicilan panci yang belum lunas, Syahrini yang tak kunjung menikah, atau bayangan menyakitkan orang tersayang. Lupakan.
Jadilah pribadi super yang kalem, dan santai. Kalau itu sudah dilakukan, maka percayalah, buku ini akan menjadi begitu dahsyat untuk dibaca. Bersiaplah untuk sebuah klimaks yang akan memberikan anda orgasme kata kata yang tiada duanya.

Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…

Seperti judulnya, ini buku tentang Einstein. Sebuah cerita mengenai kehidupannya pada bulan bulan yang menentukan itu. Bulan bulan ketika ia sedang galau menyusun sebuah teori tentang relativitas waktu, yang tentunya sudah kita ketahui bersama kecuali yang belum, yang bakal mengenalkan namanya seantero jagat. Tapi uniknya, penceritaan kehidupan Einstein itu malah tidak mendapatkan porsi yang banyak. Alan Lighman lebih banyak bermain pada hipotesa hipotesa tentang waktu. Di sinilah kemudian saya diajak berpusing ria dan terpesona. Hipotesa tentang waktu itu begitu absurd, surealis. Mengajak saya untuk sejenak pergi ke dunia antah berantah, membayangkan bagaimana jika dunia tanpa waktu, jika kita hidup di dunia dengan waktu yang terhenti, dunia dengan waktu terbalik, dan sebagainya.

3 Juni 1945. Bayangkan satu dunia dengan orang-orang yang hanya hidup satu hari. Maka, detak jantung dan aliran napas mereka sangat kencang karena seluruh waktu hidup dipadatkan dalam satu putaran bumi pada porosnya – atau rotasi bumi sedemikian pelan sehingga satu revolusi penuh membutuhkan seluruh waktu hidup manusia. Setiap tafsiran adalah sahih. Dengan demikian, seorang lelaki atau seorang perempuan melihat satu matahari terbit, satu matahari terbenam.

Bagian hipotesa ini adalah bagian yang terbaik, meski berkali kali membuat dahi saya berkerut. Tapi, saya menikmatinya. Hampir.
Hipotesa tentang waktu ini terbagi menjadi sekitar tiga puluh bagian yang dibedakan oleh tanggal tanggal, mengambil penokohan yang berbeda beda dengan cepat, dengan mengambil tempat kota kota di Swiss, yang namanya terkadang bikin lidah keriting saking susahnya buat dilafalkan.

Pada akhirnya Mimpi Mimpi Einstein telah memberikan pengalaman yang baru dalam menikmati sebuah karya sastra. Buku ini jenius. Alan Lightman jenius. Yang diperlukan untuk bisa menikmati buku ini dengan sempurna hanyalah waktu yang tepat. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Sialnya, saya justru membacanya di waktu yang salah sehingga hasil yang didapat kurang maksimal, alias gagal klimaks.
Ini adalah jenis buku yang tidak terpaku pada jalan cerita. Jadi, anda masih bisa menikmatinya sekalipun sudah tahu endingnya. Sebuah contoh yang pas, untuk sebuah jargon motivasi: yang penting bukan hasil, tapi proses. Begitu kira kira.
Akhir kata, aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..

Read Full Post »